ANALISIS FILM KESEHATAN MENTAL “I AM SAM”

555e46030423bd22568b4567
Tanggal rilis25 Januari 2002 (Amerika)
SutradaraJessie Nelson
EditorRichard Chew
Musik olehJohn Powell, Hans Zimmer, James Newton Howard
SkenarioJessie Nelson, Kristine Johnson

SINOPSIS FILM

Film I AM SAM bercerita tentang seorang pria bernama Sam (Seann Penn) yang ternyata mengidap penyakit keterbelakangan mental. Hal tersebut membuat tingkah laku serta tingkat kecerdasan dari Sam tidak lebih baik ketimbang anak kecil yang berusia tujuh tahun. Sehingga di usianya yang sudah dewasa, tingkah laku Sam tak ubahnya seorang anak kecil. Ternyata Sam memiliki seorang putri bernama Lucy(Dakota Fanning) yang begitu ia cintai. Sebenarnya Lucy bukanlah putri kandung dari Sam. Karena ternyata Lucy adalah putri dari teman Sam. Namun ternyata teman Sam tersebut enggan untuk bertanggung jawab dan memilih untuk meninggalkan Lucy begitu saja.
Sehingga Lucy akhirnya diasuh oleh Sam. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus memenuhi kebutuhan Lucy, Sam bekerja di sebuah kedai kopi. Sebuah penghasilan yang tentu tidak seberapa namun Sam selalu berusaha sekuat tenaga dengan keterbatasannya untuk bisa membuat Lucy menjadi bahagia.
Masalah mulai muncul ketika Lucy menginjak usia tujuh tahun. Badan Pemerintahan mulai menyadari bahwa Sam dengan keterbelakangan mental yang ia miliki pastinya sudah tidak bisa menjadi orang tua bagi Lucy. Hal tersebutlah yang akhirnya membuat Badan Pemerintahan tersebut memutuskan untuk mengambil Lucy dari tangan Sam dan sementara diinapkan di rumah orang tua asuh. Sedangkan sidang pengadilan tentang hak asuh Lucy dilanjutkan di pengadilan.
Sam yang tidak berdaya tentu tidak tahu bagaimana caranya untuk bisa meyakinkan Badan Pemerintahan bahwa dia mampu menjadi ayah yang bertanggung jawab untuk Lucy. Sam memutuskan untuk bertemu dengan Rita Harrison (Michelle Pfeifer)seorang pengacara yang cukup terkenal.
Ketika mengetahui bahwa Sam meminta pertolongannya, awalnya Rita Harison enggan untuk menolongnya serta sinis bisa membantu Sam menang di dalam pengadilan. Namun karena kerja keras serta ketulusan yang diberikan oleh Sam membuat hati Rita Harrison menjadi luluh juga. Ia kemudian memutuskan untuk membantu Sam agar bisa mendapatkan kembali hak asuh dari Lucy. Ketulusan serta cinta kasih yang murni ditunjukan Sam kepada Lucy. Bahwa dia akan melakukan segalanya untuk bisa mendapatkan kembali putrinya tersebut. I AM SAM adalah sebuah film bertema drama keluarga.


PEMBAHASAN

Retardasi Mental
Apa Retardasi Mental itu? Para pakar mengartikannya sebagai kelainan serius dalam berpikir, mengendalikan emosi, dan berperilaku. Kondisi ini menghambat kesanggupan seseorang untuk memahami atau memperlakukan orang lain dengan normal dan membuatnya tidak bisa menghadapi tantangan hidup sehari-hari.
Retardasi Mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Retardasi mental tertuju pada sekelompok kelainan pada fungsi intelektual dan defisit pada kemampuan adaptif yang terjadi sebelum usia dewasa. Akan tetapi, klasifikasi retardasi mental lebih bergantung pada hasil penilaian IQ dari pada kemampuan adaptif. Retardasi mental merupakan penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermaknaan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. Klasifikasi retardasi mental adalah mild retardation, moderate retardation, severe retardation dan profound retardation. Etiologi retardasi mental dapat terjadi mulai dari pranatal, perinatal dan postnatal. Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macam penyebab terjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang dapat dicegah. Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan psikososial. Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atas uji intelegensia saja, melainkan juga dari riwayat penyakit, laporan dari orangtua, laporan dari sekolah, pemeriksaan fisis, laboratorium, pemeriksaan penunjang. Tata laksana retardasi mental mencakup tatalaksana medis, penempatan di panti khusus, psikoterapi, konseling, dan pendidikan khusus. Retardasi Mental sebenarnya bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses Patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektualitas dan fungsi adaptif. Retardasi mental ini dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa maupun gangguan fisik lainnya. Pada kenyataannya IQ (intellegence Quotient) bukanlah merupakan satu – satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya Retardasi Mental. Melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia. Sebagai kriteria dan bahan pertimbangan dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf yang Ringan, Taraf Sedang, dan Taraf Sangat berat. Retardasi Mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki – laki dibandingkan dengan perempuan.
Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
  1. Retardasi Mental Sangat Berat (Profound Mental Retardation)
  • IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental.
  • Sudah tampak sejak anak lahir, biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.
  1. Retardasi Mental Berat (Severe Mental Retardation)
  • IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental.
  • Sudah tampak sejak anak lahir, yaitu perkembangan motorik yang buruk dan kemampuan bicara yang sangat minim
  • Dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan RM moderat
  • Hanya mampu untuk dilatih belajar bicara dan keterampilan untuk pemeliharaan tubuh dasar
  • Sudah tampak sejak anak lahir, biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.
  1. Retardasi Mental Sedang (Moderate Mental Retardation)
  • IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental.
  • Sudah tampak sejak anak masih kecil dengan adanya keterlambatan dalam perkembangan, misalnya perkembangan bicara atau perkembangan fisik lainnya
  • Anak hanya mampu dilatih untuk merawat dirinya sendiri
  • Pada umumnya tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya
  • Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
  1. Retardasi Mental Ringan (Mild Mental Retardation)
  • IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.
  • Mulai tampak gejala pada usia sekolah dasar, misalnya sering tidak naik kelas, selalu memerlukan bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi
  • Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus.
  • Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang.
  • Mereka mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk. Mereka jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif.
Penyebab kelainan mental ini adalah faktor keturunan (genetik) atau tak jelas sebabnya (simpleks). Keduanya disebut Retardasi Mental Primerr. Sedangkan faktor sekunder disebabkan oleh faktor luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam kandungan, setelah lahir atau terhadap anak-anak.
Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya fungsi intelektual. Lama sebelum muncul tes formal untuk menilai kecerdasan, orang dengan retardasi mental dianggap sebagai orang yang tidak dapat menguasai keahlian yang sesuai dengan umurnya dan tidak bisa merawat dirinya sendiri.
Selain intelegensinya rendah, seseorang dengan retardasi mental juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Keterampilan adaptif antara lain adalah keahlian memperhatikan dan merawat diri sendiri dan mengemban tanggung jawab sosial seperti berpakaian, buang air, makan, kontrol diri, dan berinteraksi dengan orang sekitar.
Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi klinis retardasi mental). Pencegahan Primer pada orang dengan retardasi mental dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan sosio-ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (seperti perawatan pranatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita adolecence dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak.
Pencegahan Sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, pendarahan subdurai, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong).

Kaitan film I am Sam dengan Psikologi Kesehatan Mental
Film ini berkisah tentang bagaimana sulitnya menjadi seorang ayah (Sam)yang sempurna di mata orang lain, yaitu putrinya sendiri (Sam), teman-temannya dan yang utama adalah di mata petugas sosial negara tersebut (Los Angeles). Cukup sulit bagi Sam untuk meyakinkan petugas sosial bahwa ia ayah yang mampu mendidik dan membesarkan putrinya seperti anak lainnya. Hal ini dikarenakan Sam memiliki mental retardation (MR), sehingga mereka menganggap Sam tidak mampu mengasuh dan memberikan pendidikan yang layak kepada Lucy dengan intelejensi Sam yang hanya setara dengan anak usia tujuh tahun . Jika dilihat dari karakteristik yang dimiliki Sam, kemungkinan Sam berada dalam kategori cacat mental mild. Sebab dia sendiri sudah mampu merawat diri sendiri, sudah dapat dididik, secara fisik tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan orang normal, hanya saja dia memiliki kekurangan dalam koordinasi, kekuatan dan cara berbicara lambat dan kurang jelas.
AAMR (American Association on Mental retardation) menyatakan bahwa MR menunjukkan adanya keterbatasan yang signifikan dalam berfungsi, baik secara intelektual maupun perilaku adaptif yang terwujud melalui kemampuan adaptif konseptual, sosial, dan praktikal yang dipelajari untuk dapat berfungsi dalam kehidupannya sehari – hari ( AAMR dalam Simangunsong, 2009). Keterbatasan – keterbatasan tersebut menyebabkan dalam kehidupan sehari – hari mereka bergantung pada orang lain, termasuk Sam. Dalam kasus ini, keterbatasan tersebut bukan hanya berpengaruh pada dirinya saja, melainkan juga banyak mempengaruhi kehidupan putrinya. Dengan intelejensi yang hanya setara dengan anak usia tujuh tahun tentu dianggap akan menghambat pendidikan putrinya. Sebab dapat dikatakan bahwa intelenjensi Sam akan berada di bawah intelejensi putrinya kelak.
Selain itu, para petugas sosial juga menganggap bahwa Sam hanya mampu mempelajari hal tertentu saja. Hal ini terlihat pada saat di pengadilan, pihak petugas sosial mengatakan bahwa Sam tidak akan mengerti kebutuhan Lucy saat remaja nanti. Padahal, faktanya belajar dan berkembang dapat terjadi seumur hidup bagi semua orang. Maka, siapapun dapat mempelajari sesuatu, hanya saja bagi Sam proses pembelajaran tersebut jauh lebih lama dibanding orang normal. Dalam kasus ini, motivasi cukup berperan penting dalam setiap usaha belajar yang dilakukan oleh Sam. Dia tidak mudah learned helpless dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, meskipun dia pernah mengalami putus asa tapi dia masih dapat bangkit kembali.

Dilihat dari segi sosialisasi, Sam cukup dapat diterima oleh lingkungan sosialnya. Komponen penyesuaian sosial mencakup penyesuaian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, penyesuaian di dalam keluarga, penyesuaian di dalam pekerjaan, dan penyesuaian dalam kehidupan senggang dan kehidupan sosial yaitu aktivitas kelompok dan teman (Simangunsong, 2009). Jika dilihat dari aktivitas sehari-hari, ketermpilan Sam dalam merawat diri seperti makan, mandi, berpakaian telah dapat dilakukan dengan baik. Hanya saja dalam film tersebut, juga ditunjukkan suatu peristiwa saat Sam tidak mampu memakai dasi. Hal ini dikarenakan Sam tidak pernah memakai dasi sebelumnya sehingga dia belum memiliki pengalaman sama sekali dalam pemakaian dasi.
Penyesuaian dalam keluarga merupakan hal yang sangat banyak dijadikan masalah. Masalah tersebut bukan dating dari Sam atau Lucy, putrinya, melainkan dari pihak petugas sosial anak. Hubungan Sam dan Lucy terlihat sangat dekat. Hal ini dibuktikan dengan seringnya Sam menemani Lucy bermain di taman di sela-sela waktu kerjanya. Bahkan tidak jarang Sam juga mengantar dan menjemputnya sekolah dan di malam hari dia juga selalu membacakan cerita untuk Lucy (dengan buku yang sama).
Di lingkungan kerjanya, Sam cukup dihargai oleh rekan kerjanya dan rekan kerjanya juga tidak begitu mempermasalahkan keterbelakangan mental yang dimiliki oleh Sam. Saat sedang bekerja Sam selalu mengucapkan “pilihan yang baik” kepada seluruh pelanggan sebagai respon setelah pelanggan memesan minuman. Hal ini berkaitan dengan perkembangan bahasanya. Seperti yang dikatakan dalam Mangunsong (2009), perkembangan bahasa adalah salah satu kekurangan penderita retardasi mental. Sulit bagi penderita untuk untuk memahami dan menghasilkan bahasa. Mereka pada umumnya hanya mengulangi dan menghafalkan kalimat-kalimat tertentu saja. Sam sendiri, selalu mengucapkan kalimat “pilihan yang baik” kepada setiap pelanggan karena dia menghafalkannya. Atau juga, hal ini dapat dilihat saat Sam berusaha menghafalkan kalimat-kalimat yang akan diberikan saat dia diminta untuk menjawab pertanyaan pengacara pihak petugas social. Jika diminta untuk menjawab secara langsung tanpa menghafal, maka Sam akan memberikan jawaban yang tidak fokus dan kurang relevan dengan pertanyaan yang diajukan seperti pada persidangan sebelumnya.dengan kelompok juga dilakukan oleh Sam. Kelompok yang dimiliki oleh Sam beranggotakan para pria yang seusia dengan dia dan mengalami retardasi mental juga, selain itu ada juga temannya yang mengidap fobia terhadap sesuatu rekaman suara.
Aktivitas rutin yang dilakukan oleh kelompok tersebut adalah nonton bersama di rumah mereka secara bergantian. Mereka juga sering pergi keluar bersama –sama, misalnya makan ataupun belanja. Selain dengan teman sepermainan, ia juga tetap memiliki hubungan yang spesial dengan lawan jenisnya yaitu pengacaranya sendiri. Meskipun pada akhirnya hubungan Sam dan pengacara tersebut belum begitu jelas statusnya, namun hal ini menunjukkan bahwa hubungan interpersonal Sam tidak terganggu.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa retardasi yang diderita oleh Sam masih dapat dikategorikan dalam kelompok mild. Hal ini dapat kita lihat dari batasan kemampuan yang dimiliki Sam. Dia sudah mampu merawat diri sendiri dan juga tidak begitu bergantung pada orang lain. Selain itu, yang paling menonjol adalah kemampuan interaksi sosial Sam tidak begitu buruk. Dia memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja, putrinya, teman wanita dan juga memiliki aktivitas kelompok (peer).


KESIMPULAN

            Retardasi mental merupakan penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermaknaan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. Klasifikasi retardasi mental adalah mild retardation, moderate retardation, severe retardation dan profound retardation.  Jika dilihat dari karakteristik yang dimiliki Sam dalam film tersebut, kemungkinan Sam berada dalam kategori cacat mental mild. Sebab dia sendiri sudah mampu merawat diri sendiri, sudah dapat dididik, secara fisik tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan orang normal, hanya saja dia memiliki kekurangan dalam koordinasi, kekuatan dan cara berbicara lambat dan kurang jelas. Dia sudah mampu merawat diri sendiri dan juga tidak begitu bergantung pada orang lain. Kondisi seperti Retardasi Mental memang sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari, tetapi dapat dilihat bahwa bukan berarti semua yang mengalami retardasi mental berarti tidak bisa berbuat apa-apa (dapat dimengerti dari klasifikasi Retardasi Mental). Dapat dilihat dari apa yang bisa dilakukan dengan Keterampilan adaptif antara lain adalah keahlian memperhatikan dan merawat diri sendiri dan mengemban tanggung jawab sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Payne JS, Patton JR. Mental retardation. Columbus: Bell & Howell Company,1981. h. 1-466.

Share:

0 komentar

Groovy Pointer 4